Arsip Tag: Stunting

Tekan Angka Stunting, Pemkot Kupang Gelar Rembuk Bersama

NTT AKTUAL. KOTA KUPANG. Pemerintah Kota Kupang terus gencar dalam menekan angka Stunting, salah satunya diselenggarakannya kegiatan Rembuk Stunting yang merupakan kolaborasi antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Dinas Kesehatan Kota Kupang, bertempat di Hotel Kristal Kupang, Selasa (27/09/2022).

Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy Priestley Funay, S.E., M.Si., mewakili Penjabat Wali Kota Kupang dan dihadiri oleh para Staf Ahli Wali Kota Kupang, Pimpinan Perangkat Daerah Kota Kupang, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Kupang, Lousje Marlinda Funay – Pellokila, S.TP., beserta jajarannya, Perwakilan Kantor Kementerian Agama Kota Kupang, Para Camat dan Lurah Se-Kota Kupang, para Kepala Puskesmas, pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia serta pengurus Ikatan Bidan Indonesia.

Sambutan Penjabat Wali Kota Kupang yang dibacakan oleh Sekda Kota Kupang menyampaikan bahwa Rembuk Stunting merupakan kegiatan aksi dari percepatan penurunan Prevalensi Stunting yang baik untuk melakukan konfirmasi dan sinkronisasi berbagai program kegiatan dan sub kegiatan yang telah ada dalam dokumen anggaran Perangkat Daerah baik itu yang bersifat spesifik maupun sensitif. Oleh karena itu semua komponen diharapkan fokus pada upaya percepatan penurunan Stunting dan target Kota Kupang angka stunting menjadi 10 % di tahun 2023.

Saat ini angka Stunting di Kota Kupang berada pada angka 21,5 % pada operasi timbang bulan Agustus 2022, sementara untuk angka Stunting pada bulan Agustus 2021 berada pada 26.1 %. Ini berarti bahwa selama satu tahun Prevalensi Stunting menurun sebesar 4,6%, namun demikian masih jauh dari target penurunan angka Stunting sebagaimana kesepakatan pada Raker Gubernur dan Bupati / Wali Kota di Labuan Bajo di mana target penurunan Stunting pada angka 10 % di tahun 2023. Dengan kata lain Kota Kupang masih deviasi minus 11,5 %, dan karena itu kita harus bekerja keras, kerja cerdas dan kerja kolaborasi semua pihak, mulai dari Lurah, Camat, OPD serta Stake Holder terkait.

“Dalam kaitan dengan Rembuk Stunting yang kita laksanakan pada hari ini, saya menyambut baik karena hal ini merupakan langkah penting, dimana kita akan melakukan konfirmasi, sinkronisasi dan sinergisme hasil analisis situasi, rancangan kegiatan dari perangkat daerah penanggung jawab layanan dengan hasil perencanaan partisipatif dalam upaya penurunan stunting di lokasi fokus yakni 38 kelurahan,” ungkap Sekda.

Lebih lanjut dalam sambutannya disampaikan bahwa kolaborasi lintas sektor perlu dilakukan sehingga intervesi baik spesifik maupun sensitif diarahkan pada lokasi Stunting untuk mendukung pencapaian target penurunan angka Stunting yang telah ditetapkan. Di penghujung kegiatan nanti akan dilakukan penandatanganan komitmen dan kesepakatan bersama Penjabat Wali Kota dengan Camat dan Lurah. “Saya berharap para Camat dan Lurah memberikan perhatian serius karena disana tercermin peran strategis Camat dan Lurah diantaranya memastikan seluruh bayi balita mengikuti penimbangan di bulan operasi timbang, demikian juga melakukan kampanye perubahan perilaku, perubahan pola konsumsi (Gemar Makan Ikan dan Kelor) pada setiap kesempatan serta mendorong dan memastikan calon pengantin untuk mengikuti kursus pra nikah sesuai prosedur serta syarat kesehatan sebelum melangsungkan pernikahan sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan angka Stunting, serta Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),” lanjut Sekda.

Di akhir sambutan Penjabat Wali Kota berharap melalui kesempatan ini para Camat dan Lurah agar terus menggalakkan dan menggerakkan masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk intervensi sensitif dalam percepatan penurunan Prevalensi Stunting, dan perangi sampah plastik di Kota Kupang.

Melalui laporan panitia yang dibacakan oleh Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Kota Kupang, Imelda Fonyke Nange, S.T., M.T., disampaikan bahwa kegiatan ini sebagai komitmen dalam melakukan percepatan, pencegahan dan penurunan Stunting, maka Pemerintah Kota Kupang telah melaksanakan berbagai aksi percepatan pencegahan dan penurunan Prevalensi Stunting terintegrasi sesuai dengan juknis yang dikeluarkan oleh Kementerian/Bappenas.

Adapun hasil dari pelaksanaan Aksi I adalah ditetapkannya 38 kelurahan Lokus Stunting dari 51 kelurahan di Kota Kupang. Sedangkan hasil Aksi II adalah menyusun rencana kegiatan terintegrasi dalam kegiatan perangkat daerah, dan kegiatan Rembuk Stunting ini adalah Aksi III untuk menyampaikan hasil Aksi I dan Aksi II serta membangun komitmen pemerintah daerah dalam pencegahan dan penurunan Stunting secara terintegrasi di Kota Kupang. (*PKP_chr/NA)

Sumber berita + foto : Prokompim Setda Kota Kupang

Editor : Nataniel Pekaata

Penjabat Wali Kota Kupang Ajak IDI Terlibat Turunkan Angka Stunting

NTT AKTUAL. KOTA KUPANG. Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh, SH, minta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ikut terlibat dalam upaya menurunkan angka stunting di Kota Kupang. Keterlibatan IDI menurutnya bisa dilakukan dengan gerakan massif, terjun langsung ke kelurahan-kelurahan membantu petugas di lapangan melakukan sosialisasi sekaligus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Permintaan tersebut Penjabat Wali Kota Kupang, saat membuka Musyawarah Cabang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kupang di Hotel Swiss Belcourt Kupang, Sabtu (17/09/2022).

George mengakui perlu ada kolaborasi antara IDI, rumah sakit dan pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan untuk mewujudkan kesejahteraan warga Kota Kupang di bidang kesehatan. Salah satunya adalah dalam upaya menekan angka stunting yang saat ini masih di sekitar 20-an persen. Dia optimis dengan kerja kolaboratif dan dukungan semua pihak termasuk IDI, pada tahun 2023 nanti angka stunting di Kota Kupang sudah turun di angka 16 persen dan tahun 2024 nanti sudah mencapai 14 persen sesuai arahan Presiden Jokowi. Untuk itu menurutnya perlu menggunakan cara-cara yang tidak biasa dan out of the box.

Penjabat Wali Kota Kupang, saat membuka Musyawarah Cabang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kupang di Hotel Swiss Belcourt Kupang, Sabtu (17/09/2022). Dokumentasi : Prokompim Setda Kota Kupang

Kepada para pengurus IDI Cabang Kupang yang terpilih nanti dia minta untuk mendesain program disertai solusi. Penjabat juga minta Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati yang turut hadir dalam acara tersebut untuk mencatat kebutuhan dan rekomendasi yang disampaikan IDI dalam muscab tersebut untuk menjadi perhatian serius, di antaranya ketersediaan sarana dan pra sarana kesehatan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit, serta jasa para tenaga kesehatan karena tugasnya berkaitan dengan nyawa manusia. Selain itu dia juga memberi perhatian serius terhadap upaya penanggulangan demam berdarah yang setiap tahun mengancam serta angka gizi buruk yang diharapkan di waktu mendatang tidak ada lagi.

Ketua IDI Kota Kupang, dr. Stef Soka, Sp.B, menjelaskan, musyawarah cabang merupakan forum keputusan tertinggi dari IDI Cabang Kupang, sebagai upaya untuk melakukan perbaikan tata kelola organisasi. Dia berharap dalam muscab kali ini ada hal positif yang membawa perubahan lebih baik. Terutama dalam semangat mengayomi teman sejawat dan bersinergi dengan pemerintah di bidang kesehatan sehingga lebih baik dalam melayani masyarakat. Pada kesempatan yang sama dia mengajak rekan-rekan dokter untuk terlibat dan berkontribusi pada isu-isu strategis di bidang kesehatan seperti stunting serta kematian ibu dan anak.

Sementara itu Ketua IDI Wilayah NTT, dr. Andreas Fernandes, SpPD, FInasim, MARS, yang juga hadir pada acara tersebut menyampaikan musyawarah cabang ini merupakan langkah baik bagi IDI Cabang Kupang dalam melakukan regenerasi, sehingga roda organisasi tetap berjalan. Kepada pengurus IDI cabang Kupang dia berpesan kesejawatan adalah hal yang penting diperhatikan. “Teman sejawat adalah saudara kandung kita, karena itu kebutuhan teman-teman sejawat harus diperhatikan IDI,” pesannya.

IDI Cabang Kupang memiliki 316 anggota aktif yang tersebar di wilayah Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Sabu Raijua. Turut hadir mendampingi Wali Kota Kupang pada acara pembukaan tersebut, Staf Ahli Wali Kota Kupang, dr. Ari Wijana, Kepala Dinas Kesehatan, drg, Retnowati dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Kupang, drg. Fransiska Ikasasi. (*PKP_ans/NA)

Sumber berita + foto : Prokompim Setda Kota Kupang

Editor : Nataniel Pekaata

Wawali Minta Dukungan Pentahelix Dorong Percepatan Penurunan Stunting

NTT AKTUAL. KOTA KUPANG. Wakil Wali Kota Kupang, dr. Hermanus Man meminta dukungan pentahelix dalam mendorong percepatan penurunan stunting, tidak hanya di Kota Kupang tapi juga di NTT pada umumnya. Permintaan tersebut disampaikannya saat menjadi nara sumber dalam kampanye percepatan penurunan stunting yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTT di Auditorium Undana Kupang, Senin (4/4/2022).

Menurutnya upaya penurunan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Pentahelix yang dimaksudkannya antara lain terdiri atas pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan serta media sebagai pemberi informasi yang edukatif.

Pada kesempatan yang sama, kepada para mahasiswa yang menurutnya bakal menjadi calon pengantin dan orang tua masa depan, Wawali berpesan untuk mempersiapkan diri secara baik sebelum menikah agar kelak melahirkan bayi-bayi yang bebas stunting. Pemkot Kupang akan mengeluarkan regulasi yang mewajibkan para calon pengantin memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan, seperti batasan usia dan indeks massa tubuh sebelum pasangan calon pengantin diizinkan untuk menikah sebagai upaya pencegahan stunting mulai dari hulu. “Manusia yang hebat dihasilkan oleh rahim yang disiapkan secara baik dan benar,” ungkapnya. Selain itu Wawali juga menekankan tentang pentingnya asupan gizi dan nutrisi yang cukup bagi bayi, terutama pada 1000 hari pertama.

Rektor Universitas Nusa Cendana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, mengakui stunting sudah merupakan problem nasional. Bahkan 5 kabupaten di NTT meraih angka stunting tertinggi secara nasional. Menurutnya untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen sesuai target pemerintah pusat dibutuhkan kerja keras. Undana melalui program Merdeka Belajar Kampus Belajar yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi siap menerjunkan para mahasiswanya ke tengah masyarakat untuk mendampingi masyarakat sekaligus memberikan pemahaman tentang upaya penanganan stunting. Selain itu ada juga program lainnya seperti penelitian dan pengabdian masyarakat yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting.

Hadir dalam kampanye tersebut sebagai nara sumber, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, yang membawakan materi Kampanye Percepatan Penurunan Stunting dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru,SE., MPH yang membawakan materi tentang Kebijakan Program Bangga Kencana Untuk Percepatan Penurunan Stunting. Turut mendampingi Wawali dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, drg. Fransisca J.H. Ikasasi dan Kepala Bappeda Kota Kupang, Djidja Kadiwanu, SE, Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Kupang, I Gusti Agung Ngurah Suwarnawa beserta jajaran. (*PKP_ans)

Sumber berita + foto : Prokompim Setda Kota Kupang

Kunjungi Kabupaten TTS, Presiden Jokowi : Tahun 2024 Angka Stunting Nasional Harus Turun

NTT AKTUAL. SOE. Usai melakukan Peresmian Penataan Kawasan Kota Kupang, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kunjungan ke Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada Kamis (24/3/2022) dalam rangka meninjau Program Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Dalam tinjauan tersebut, Presiden turut berdialog secara virtual bersama para Bupati dan Walikota Se-Nusa Tenggara Timur mengenai Percepatan Penurunan Stunting. Presiden menegaskan kepada semua kepala daerah agar bekerja keras secara bersama-sama untuk menurunkan angka stunting nasional pada 14% ditahun 2024 mendatang.

“Target kita secara nasional itu harus berada pada angka 14%. Ini saya tegaskan lagi harus bisa mencapai target itu. Untuk semua Kepala Daerah baik Gubernur, Walikota dan Bupati se-Indonesia agar bekerja keras untuk bisa mencapainya. Saya harapkan sudah ada perubahan pada tahun 2023 dan 2024,” jelas Jokowi.

Ia menambahkan pentingnya perhatian dan kerja bersama dalam hal-hal yang berkaitan dengan stunting diantaranya pemenuhan gizi, pendampingan bagi calon keluarga baru, persiapan yang baik bagi para pasangan sebelum menikah itu semua harus dikerjakan dengan baik. Termasuk pengukuran dan penimbangan bagi bayi yang baru lahir dan pemberian makanan tambahan yang bergizi tinggi.

“Saya ingin titip kepada seluruh kepala daerah Gubernur,Bupati dan Walikota di NTTdan juga seluruh Indonesia, bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) itu sangat menentukan maju atau tidaknya sebuah negara. Kualitas peradaban generasi negara itu ditentukan oleh generasi yang bertumbuh dan berkembang dengan baik. Maka sangat penting sekali kita fokus bekerja dalam penanganan stunting,” tambah beliau.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat juga mengingatkan kepada masyarakat mengenai pemanfaatan kelor untuk memenuhi gizi. “Kelor itu manfaatnya sangat baik bagi kesehatan, dan dengan nilai gizi yang tinggi maka sangat bermanfaat juga dalam pemenuhan asupan bagi anak dan ibu hamil serta ibu yang sedang menyusui untuk mencegah stunting,” jelas Gubernur VBL saat mendampingi Presiden berbincang dengan para ibu hamil, anak-anak bersama para ibu, serta pasangan yang akan menikah.

Sementara itu, Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengatakan untuk dalam pengawasan serta penanganan stunting, kini BKKBN telah menyediakan dashboard pemetaan data stunting by name by address untuk setiap anak atau keluarga beresiko stunting di tingkatan kota dan desa sehingga mudah dalam melakukan pendampingan sehingga dapat memperlancar penanganan stunting. (**/NA)

Sumber berita + foto : Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT

Editor : Nataniel Pekaata

Satgas TMMD Ke-111 Kodim 1604/Kupang Laksanakan Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Covid-19

NTT AKTUAL. KUPANG. Upaya pencegahan stunting pada anak dan cara mencuci tangan dengan benar untuk mencegah penyebaran Covid-19 juga tidak luput dari perhatian Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-111 Kodim 1604/Kupang.

Lewat sosialisasi upaya pencegahan stunting dan cara mencuci tangan dengan benar untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Aula Kantor Desa Nekmese yang di inisiasi Satgas TMMD ke-111 dengan menghadirkan bidan Marselina Serly Kolin, A.Md.Keb dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dan Ketua Persit KCK Cabang XV Dim 1604/Kupang Ny. Dita wasthu prasida sebagai pemateri, Jumat (09/07/2021).

Didepan peserta ibu-ibu rumah tangga, bidan Marselina Serly Kolin, A.Md.Keb menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya atau lebih sederhananya, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.

“Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Terlebih lagi, jika kondisi ini dialami oleh anak yang masih di bawah usia dua tahun dan harus segera ditangani dengan segera dan tepat,” kata bidan Marselina.

Pada kesempatan yang sama, Ketua
Persit KCK Cabang XV Kodim 1604/Kupang Ny. Dita wasthu prasida memberikan edukasi pola hidup baru dalam situasi pandemi Covid-19 salah satu cara dengan mencuci tangan yang benar. Cuci tangan merupakan langkah mudah dan aman untuk melindungi diri dari virus corona COVID-19, tetapi tidak banyak yang tahu bagaimana cara mencuci tangan yang benar.

Tata cara mencuci tangan yang direkomendasikan WHO yaitu pertama basahi tangan dengan air yang mengalir, tuang sabun pada tangan secukupnya, gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya kemudian gosok punggung tangan dan sela jari, gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan, genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar, gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun lalu gosok tangan yang bersabun dengan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan lap sekali pakai, terangnya.

Sosialisasi tersebut dihadiri sejumlah ibu-bu rumah tangga di desa Nekmese dan Pengurus Persit Kodim 1604/Kupang. (*)

Sumber berita + foto : Pendim 1604/Kupang

Wagub NTT : Perlu Kolaborasi dalam Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi dan Pencegahan Stunting Di Provinsi NTT

NTT AKTUAL. KUPANG. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menetapkan terbentuknya Tim Koordinasi (Pokja) Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) serta Pencegahan dan Penanganan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (4/05/2021) di Hotel Aston Kupang.

Wakil Gubernur NTT dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT saat ini terus berupaya optimal untuk menurunkan AKI dan AKB serta percepatan penurunan dan pencegahan stunting. Tahun 2020 jumlah kematian ibu di NTT sebanyak 149 kasus dan angka kematian bayi baru lahir mencapai 744 kasus, sedangkan angka stunting mencapai 24,2 %. “Kondisi ini masih jauh jika dibandingkan dengan target yang dimasukan dalam RPJMD 2018-2023 yaitu tidak adanya kasus kematian ibu dan bayi baru lahir di NTT. Dengan kata lain target RPJMD Pemerintah Provinsi NTT untuk kematian ibu melahirkan dan neonates adalah nol kasus,” jelas Wagub.

Lebih lanjut, Wagub Nae Soi menyatakan, dalam rangka upaya percepatan penurunan AKI dan AKB serta penurunan dan pencegahan Stunting diperlukan sebuah kelompok kerja yang akan mengkoordinir semua kegiatan dan upaya pencapaian target tersebut.

“Pemerintah Provinsi NTT telah mempunyai Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting yang dibuat berdasarkan Surat Keputusan Gubernur NTT dan Surat Keputusan Kepala Bappelitbangda Provinsi Tahun 2019. Untuk mengakomodir kebutuhan dan sesuai situasi saat ini perlu dilakukan perubahan struktur kelompok kerja tersebut dimana dua kelompok kerja terintegrasi untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu Pemerintah Provinsi NTT menggandeng USAID,” jelas Wakil Gubernur NTT dalam sambutannya.

Mengakhiri sambutannya Wakil Gubernur NTT berharap di waktu yang akan datang, praktik kolaborasi program ini harus dapat dikreasikan untuk menyelesaikan berbagai persoalan terutama peningkatan kualitas dan akses layanan Pendidikan maupun upaya pengurangan angka kemiskinan.
“Kita membutuhkan kolaborasi untuk menghasilkan Super team dan bukan sekedar Superman yang bergerak secara sendiri. Setiap masukan dan kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini harus tercatat dengan baik untuk dirumuskan dalam implementasi kegiatan demi pencapaian target Pemerintah Provinsi NTT NTT Bangkit – Menuju NTT Sejahtera,” pungkas Josef Nae Soi.

Dalam kesempatan ini Direktur Kantor Kesehatan USAID menyampaikan dukungan USAID melalui Program Momentum untuk mencapai target pemerintah mempercepat penurunan AKI dan AKB di NTT.
“USAID mendukung terbentuknya Tim Koordinasi (Pokja) Percepatan Penurunan AKI, AKB dan Pencegahan dan Penanganan Stunting di NTT. USAID akan memberikan dukungan teknis untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, meningkatkan sistem rujukan dan meningkatkan kualitas data untuk pengambilan keputusan di 22 Kabupaten/kota di NTT,” kata Pamela Foster.

Dalam kesempatan kegiatan ini sekaligus juga untuk merayakan Hari Bidan International yang jatuh pada tanggal 5 Mei. Pemerintah Provinsi NTT dan USAID mengapresiasikan peran dan dukungan para bidan yang sebagian besar adalah tenaga pelaksana Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di tingkat masyarakat. Acara penetapan Pokja yang berdekatan dengan Hari Bidan International ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian para pemangku kepentingan terhadap KIA.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A. Nae Soi, MM, Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI dr. Erna Mulati, Msc. DMFM dan USAID Health Office Director Pamela Foster (secara virtual), serta perwakilan dari para pemangku kepentingan di tingkat Provinsi dan 22 Kabupaten/Kota. (*)

Sumber berita + foto : Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT

Pemprov NTT Terus Berupaya Menekan Angka Stunting

NTT AKTUAL. KUPANG. Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A. Nae Soi MM mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT akan terus berupaya untuk menekan angka stunting sebagaimana untuk bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta juga guna menciptakan generasi penerus sebagai sumber daya manusia yang baik, berkualitas, dan unggul.

Hal tersebut disampaikannya pada saat menjadi Keynote Speaker dalam ‘Webinar Nasional Dalam Rangka Pengabdian Pada Masyarakat’ dengan topik ‘NTT Bangkit Menuju Zero Stunting’ yang diselenggarakan pada Senin (15/03/2021).

Wakil Gubernur hadir dalam webinar tersebut bersama para Pejabat Eselon II Lingkup Pemprov NTT di ruang rapat Gubernur NTT.

“Menuju zero stunting ini adalah tantangan kita dalam menjawab masalah stunting itu sendiri. Ini adalah cita-cita dan tujuan kita bersama baik Pemerintah dan masyarakat agar saling bersinergi untuk mengatasi masalah stunting sesuai sasaran yang tepat. Kita semua bertekad untuk menuju zero stunting. Harus bisa tuntas,” demikian ditegaskan Wakil Gubernur.

“Saya membicarakan kaitkan visi dan misi Pemerintahan saat ini yaitu NTT bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera dalam bingkai NKRI. Mengapa kita gunakan kata bangkit karena kondisi kita di NTT yang masih tertinggal dan maka dari itu harus dibawa menuju kemajuan bersama dimana dengan pengelolaan sumber daya alam bagi masyarakat untuk penanganan stunting,” ujarnya.

Dijelaskannya sumber daya alam NTT ini sangat kaya dan juga sebagai aset. Aset jangan dibiarkan begitu saja melainkan harus dikelola dengan baik untuk menunjang kesejahteraan terutama dalam penanganan masalah stunting,” tambah Wakil Gubernur.

“Salah satu cara kami menekan stunting adalah dengan pengembangan tanaman kelor yang memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi sehingga dapat mendukung asupan gizi bagi masyarakat yang terkena stunting,” ujar Wakil Gubernur.

Dijelaskannya saat ini, kelor NTT terus dikembangkan dengan diantaranya pengembangan kelor 50 juta pohon hingga tahun 2023, meningkatkan produksi dan mutu kelor, memperkuat pengembangan petani kelor, memfasilitasi kemitraan petani/produsen kelor dengan industri hilir agar tercipta rantai pasok yang berkelanjutan, mengembangkan kelor NTT untuk semakin dikenal luas di pasar domestik maupun mancanegara, menjadikan kelor sebagai komoditas unggulan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. (*)

Sumber berita + foto : Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT

Editor : Nataniel Pekaata