Arsip Kategori: EKONOMI

Capaian Hebat, Modal Inti Minimum Bank NTT Kini Sudah Rp 2,4 T

NTT AKTUAL. KUPANG. Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, menegaskan bahwa saat ini Modal Inti Minimum Bank NTT sudah menyentuh angka Rp 2,4 Triliun. Tersisa Rp 600 miliar yang harus digenapi oleh para pemegang saham. Baginya, dengan progress keuangan di awal tahun 2023, sesuai amatannya, Bank NTT akan mencapai target modal inti Rp. 3 Triliun seperti yang disyaratkan dalam Peraturan OJK mengenai Konsolidasi Bank Umum.

“Kita bersyukur kepada  para pemegang saham karena ikut peduli dengan kondisi kita sehingga mereka datang sendiri. Pak Bupati Malaka selaku pemegang saham Seri A beliau datang sendiri untuk memastikan seperti apa bentuk kerjasama yang dilakukan agar segera memenuhi modal inti. Terimakasih atas doa dan dukungan semua pihak sehingga saat ini, modal inti kita sudah Rp 2, 4 T dan kita sangat optimis akan tercapai hingga batas waktu. Jadi kekuatiran banyak orang bahkan pernyataan-pernyataan bahwa Bank NTT akan turun menjadi BPR itu tidak benar dan terimakasih karena masyarakat sudah lebih bijak menyaring serta memverifikasi informasi,”tegas Alex beberapa saat seusai menerima Bupati Malaka, Simon P Nahak di ruang rapat direksi, Kamis (09/2/2023) siang. Saat itu Dirut Alex tak sendirian melainkan bersama-sama Direktur Dana dan Treasury, Johanis L. Praing, Direktur Kepatuhan, Christofel Adoe dan Kadiv Corsec dan Legal, Endri Wardono.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho (kanan) saat seusai menerima Bupati Malaka, Simon P Nahak di ruang rapat direksi, Kamis (09/2/2023) siang. Dokumentasi : Humas Bank NTT

Alex sangat berterimakasih kepada media, karena sudah memberitakan secara objektif mengenai Bank NTT hari ini, dan terlebih melakukan tugas-tugas verifikasi akan kebenaran informasi itu sehingga publik pun bisa mengetahui perkembangan kinerja bank yang mengusung tagline sebagai ‘Bank Kebanggaan Masyarakat NTT’ ini.

Sementara Bupati Malaka, Simon P Nahak, seusai pertemuan, menyikapi tenang berbagai polemik yang terjadi akhir-akhir ini. “Bagi saya tidak ada problem. Setiap orang yang mau menjadi besar biasanya banyak tantangan. Apalagi saya lihat dari konteks permasalahannya, karena saya orang hukum. Rotasi dan sebagainya, jika ada polemik, itu administratif. Yang justru saya takutkan adalah, ketika para pejabat-pejabat bank ini melakukan tindakan kejahatan perbankan. Nah sejauh ini tidak,”tegasnya.

Dikatakannya, masyarakat NTT mestinya bangga karena memiliki sebuah bank yang hari ini bertansformasi luar biasa. Karena itu kedatanganya tak lain memberi dukungan, dan juga membicarakan mengenai kerjasama-kerjasama kedepan, yakni soal penyertaan modal dalam bentuk inbreng dan beberapa topik lainnya. (***/NA)

 Sumber berita + foto :HUMAS BANK NTT

Editor : Nataniel Pekaata

Paham Kebutuhan Masyarakat, Bank NTT Tidak Saja Beri Modal Tetapi Fasilitasi Hingga Pemasaran

NTT AKTUAL. KUPANG. Ada testimoni sukses seorang debitur Bank NTT yang sangat menarik untuk disimak. Dia adalah Maria Srikandi Mayangsari Latubatara, owner KOMODO GIFT, sebuah pusat penjualan kain tenun terlengkap dan juga asesoris khas NTT yang terletak di Jl Raymundus Rambu No 17 RT 03/013 Desa Batu Cermin Kecamatan Komodo, Labuan Bajo. Bagi sosok yang sering disapa Ibu Kandy ini, sejak dia bermitra dengan Bank NTT, banyak kemudahan yang diperolehnya.

“Saya jujur saja ya…,satu kelebihan dari Bank NTT, yakni Bank NTT sangat dekat dengan msyarakat, paham sekali dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat,”tuturnya membuka diskusi, belum lama ini di Labuan Bajo. Dikisahkan, dia bermitra sejak tahun 2017, dan modal usaha yang diperoleh dari Bank NTT senilai Rp 200-an juta.

“Namun ternyata yang saya dapatkan bukan hanya bantuan permodalan tetapi semua. Persoalan-persoalan yang dialami oleh pelaku usaha atau pelaku UMKM itu ada empat, yakni Permodalan, pemasaran, edukasi untuk peningkatan kualitas produknya, dan persoalan regulasi. Itu sebenarnya yang dihadapi oleh pelaku usaha dari mikro sampai makro dan Bank NTT memfasilitasi saya menemukan keempatnya,”tegas mantan aktivis LSM itu.

Aneka keuntungan ini ditemukannya di Bank NTT sehingga jika dulu, saat awal bermitra, dia masuk kategori mikro, namun hari ini dia sudah naik level, yakni menengah. “Karena itu terimakasih atas support dari Bank NTT,”tambahnya lagi. Kini, dia kembali mengajukan pinjaman yang kedua dengan nilai yang lebih besar yakni Rp. 1,5 Miliar.

“Jadi yang saya mau sampaikan adalah, yang membuat saya tidak meninggalkan Bank NTT karena empat hal tadi itu, yakni saya tidak saja difasilitasi permodalan melaikan pemasaran, regulasi dan edukasi,”ungkap Kandy lagi.

Dia berkesimpulan, ketika bermitra dengan Bank NTT hingga saat ini, dan setiap kali mengajukan tambahan pinjaman, ada banyak hal baru yang diperolehnya. Yakni ada inovasi produk, plasma usahanya bertambah, dan disinilah KOMODO GIFT tidak berkembang sendiri, melainkan menghadirkan brand-brand baru untuk mensupport usahanya.

“Saya usahanya di rumah oleh-oleh, dan saya butuh banyak plasma. Syukur saya tidak berkembang sendiri melainkan saya ajak beberapa pelaku UMKM dan sekarang mereka sudah bermitra dengan Bank NTT,”ungkap Kandy menambahkan, kini ada 9 plasma yang menjadi mitra usahanya.

Pada akhir 2019, dia dan sejumlah temannya mendirikan komunitas UMKM yang diberi nama   Komunitas AKUNITAS yang berjumlah 153 plasma. Dan dari total ini mereka sudah masuk tahap ketiga untuk mikro. “Ini untuk bantuan permodalan khusus untuk komunitas. Dan mereka pun diperlakukan sama, yakni diberi edukasi, ada regulasi dan dibantu pemasaran. Dan saya kalau boleh berkata jujur, saya berkata ke mereka, lihat di saya. Kita setia pada mitra, kita tidak bisa melihat hari ini atau saat ini. Ada masa dimana saya jatuh dan bangun lagi, dan ternyata saya banyak belajar mengenai kemitraan dan saat ini lumayan maju,”ungkapnya menambahkan “Saya titip mesan pada siapapun, terutama mitra plasma saya, bahwa jangan kita berharap hari ini langsung berubah drastis. Membangun relasi tidak bisa instan. Kamu akan memetik hasilnya tidak saat ini.” (***/NA)

 Sumber berita : HUMAS BANK NTT

Editor : Nataniel Pekaata

Menginspirasi Negeri, UMKM Binaan Bank NTT Ini Dikunjungi Hingga Pejabat Negara

NTT AKTUAL. LABUAN BAJO. Siapa tidak kenal KOMODO GIFT, sebuah pusat penjualan kain tenun terlengkap dan juga asesoris khas NTT yang terletak di Jl Raymundus Rambu No 17 RT 03/013 Desa Batu Cermin Kecamatan Komodo, Labuan Bajo. UMKM milik Ibu Kendy ini, kini sudah menjadi ikon di destinasi super premium, Labuan Bajo. Setiap tamu yang berkunjung ke Labuan Bajo, takkan lengkap kunjungannya jika belum sempat mampir ke gallery milik sosok yang bernama lengkap Maria Srikandi Mayangsari Latubatara ini.

Benar. Ketika dihubungi akhir pekan kemarin di Labuan Bajo, Minggu (05/2/2023) Ibu Kendy menjelaskan banyak hal mengenai kesuksesannya bermitra dengan Bank NTT. Dibukanya satu demi satu lembaran perjuangannya bersama bank kebanggaan masyarakat NTT ini. Bahwa sejak tahun 2015, saat dia masih aktif menjadi seorang aktivis LSM international, dia melihat banyak peluang yang bisa dimasukinya.

“Saya masuk Labuan Bajo sejak tahun 2006, bersama suami. Saya bekerja di international NGO, selama 4 tahun dan saat itu saya berhadapan dengan begitu banyak tamu dari kantor saya sendiri dan ketika mereka mau kembali, mereka tanya, soal asesoris. Saat itu Labuan Bajo tidak seperti sekarang. Setiap tamu-taamu yang pulang saya susah sekali mencari kado. Di kantor sering ada gift dan saya susah sekali dapatnya. Begitu project dari kantor saya selesai, saya berpikir, kenapa saya tidak mencoba melakukan usaha untuk sovenir shop,”jelasnya menambahkan, saat itu ada banyak sekali tamu yang datang ke sana dan dia kian kesulitan mendapatkan kado.

Dia lalu membuka usaha, sovenir shop. Saat itu memang sudah ada beberapa usaha serupa, namun dia yakin bahwa setiap niat baik akan direstui Tuhan. “Dan 2015 saya coba untuk itu,”tambahnya. Syukur karena saat itu, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya disupport serius oleh Bank NTT, dengan memberikan pinjaman Rp 200 juta. Dan dengan nilai itu, dia mulai mendesain usahanya.

Walau sekarang di Labuan Bajo sudah ada berbagai toko sovenir, ada taipan dan investor, namun bukan Ibu Kendy namanya jika pasrah. Dia selalu kita punya strategi. Bahkan dia tidak pernah menganggap mereka adalah kompetitornya. “Saya masuk ke mereka dengan brand-brand saya baik fashion, kuliner dan sebagainya. Inilah salah satu cara yang membantu saya. Jadi, kehadiran mereka penting, dan banyak membantu saya. Dan sekarang saya tahu bahwa saya tidak bisa melawan mereka. Nah di saya itu komplit, toko tenunan dan juga oleh-oleh, ada aneka asesories. Kalau tenunnya memang mahal, sehingga kita pecah-pecah dengan aneka asesories dengan harga yang murah,”jelasnya.

Memang sangat menginspirasi negeri, dengan hadirnya Komodo Gift, para tamu yang ke Labuan Bajo selalu mendapatkan solusi jika hendak kembali ke tempat asalnya. Mereka selalu menemukan oleh-oleh yang tidak mahal namun  berkualitas. Tamu yang berkunjung ke sana pun tidak sedikit. Setiap minggu jumlahnya ratusan dan mereka tidak saja dari NTT, melainkan dari luar provinsi.

Sovenir Shop Komodo Gift Labuan Bajo, ketika dikunjungi tamu-tamu dari jauh. Diantaranya Komisi X DPR RI yang dipimpin Dessy Ratnasari maupun tamu lainnya. Dokumentasi : Komodo Gift

Ada Maluku, Sumatera, Bali, Kalimantan, Bali dan lainnya. Bahkan belum lama ini pimpinan Bank Indonesia mampir ke sana, sejenak melihat dari dekat praktek digitalisasi pembayaran, juga ada rombongan Komisi X DPR RI, para direksi dan komisaris BPD se-Indonesia saat pertemuan akhir 2022 lalu di Labuan Bajo. Bahkan tak terhitung wisatawan mancanegara.

“Tempat saya menjadi salah satu objek wisata budaya untuk tamu ketika mereka mau belajar tentang tenun. Saya membuat satu objek wisata budaya, mereka bisa belanja oleh-oleh, apa yang mereka butuhkan saya siapkan. Saya tidak saja menjual tenun Manggarai, melainkan mini budayanya NTT. Semua tenun NTT ada di tempat saya. Seluruh NTT bahkan seluruh kecamatan ada di saya,”tuturnya.

Lalu berapa omzetnya sebulan? Ternyata omzet yang dicapainya sebulan rata-rata, Rp 80-100 juta. Dan dia merasa terbantu karena Bank NTT tidak saja memberinya modal usaha, melainkan menyediakan relasi, jaringannya selalu terbuka dan dia bertumbuh karena relasi yang baik itu.  Dan untuk mempermudah dalam bertransaksi, dia menyiapkan seluruh fasilitas layanan yang disediakan oleh Bank NTT.

“Semua aplikasi perbankan yang ada di Bank NTT itu ada di saya. Ada QRIS, EDC. Saya sangat terbantu dengan Mobile Banking Bank NTT, karena banyak pengunjung yang membutuhkannya. Sebagian besar pengunjung kesini menggunakan layanan M Banking dan Bank NTT menyediakannya bagi kami,”pungkasnya. (***)

 Sumber berita : HUMAS BANK NTT

Bupati Belu Dukung Penuh Digitalisasi Sistem Keuangan Desa Oleh Bank NTT

NTT AKTUAL. ATAMBUA. Bupati Belu, dr Taolin Agustinus sebagai salah satu pemegang saham pada Bank NTT, mendukung penuh digitalisasi sistem keuangan desa (Siskeudes) yang sedang disosialisasikan oleh Bank NTT. Untuk diketahui, pada Senin (30/01/2023) di Ballroom Hotel Matahari-Atambua, dilaksanakanlah Rapat Koordinasi Pamong Praja, sekaligus Sosialisasi dan Persiapan Sistem Keuangan Desa terintegrasi Cash Management System (CMS) Bank NTT.

Dan ketika hadir dalam peresmian Be Ju Bisa, Agen Laku Pandai Bank NTT yani Kios Elkana milik Ny Yanti Linda Taolin di Atambua, sesaat sebelum seremoni di Hotel Matahari, Bupati Taolin dalam sambutannya menegaskan hal itu.

“Terimakasih kepada Bank NTT atas semua bantuan, semua kebaikan dan kepeduliannya. Tahun ini kita mendapatkan CSR untuk memperbaiki taman-taman kota disini, ada simpang lima. Dan satu hal,  Saya sampaikan dimana-mana, bahwa Bank NTT ini milik kita bersama. Dan setiap tahun kita masukkan modal bersama dan kita termasuk 10 besar kabupaten yang memiliki modal di Bank NTT,”tegas Taolin. Masih menurutnya, jika dikalkulasi, dari 227 ribu masyarakat Kabupaten Belu, setiap warga memiliki uang di Bank NTT senilai Rp 3 juta.

Bupati Belu, dr Taolin Agustinus, saat memberikan sambutan pada peresmian agen Laku Pandai Bank NTT yakni Kios Elkana milik Ny Linda. Dokumentasi : Humas Bank NTT

“Kitalah pemilik bank ini. Dan setiap tahun saat RUPS, kita percayakan 100 persen kepada Pak Dirut (Harry Alex Riwu Kaho). Jadi kalau soal kepercayaan jangan diragukan karena setiap tahun dievaluasi. Seluruh pimpinan kabupaten, bupati dan walikota termasuk gubernur untuk mengelola ini. Dan setiap tahun kita mendapat keuntungan. Kemarin Rp 6 miliar lebih sebagai sisa hasil usaha yang dikembalikan ke Kabupaten Belu untuk membangun kabupaten ini,”tegasnya. Hadir saat itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT, Stefanus Donny Heatubun, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT,  Japarmen Manalu, Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho serta sejumlah undangan.

Atas fakta-fakta dukungan dari Bank NTT itulah, pihaknya tidak bisa menyembunyikan rasa terimakasihnya kepada bank ini. “Oleh karena itu sekali lagi terimakasih kepada Bank NTT dan kerjasama ini kita lanjutkan sampai ke desa. Dengan sistem keuangan desa, digitalisasi, dan sebagainya dan ini adalah sebuah hal yang baik yang mesti terus kita dorong,”ujar Taolin. Apalagi menurutnya kedepan semua transaksi dengan Pemkab Belu yang melibatkan pengusaha, pemborong, akan menggunakan jasa Bank NTT.

Terkait digitalisasi, dia berharap agar kedepan masyarakat perlu didampingi sehingga mereka benar-benar melek teknologi. “Jadi saya mau katakan, kalau bicara tentang bank maka ada di benak kita orang Belu adalah Bank NTT. Oleh karena itu dalam setiap pelayanan juga disini menuju ke digitalisasi. Banyak kemudahan diberikan. Termasuk kesehatan gratis semua. Jadi setiap mengakses kegiatan-kegiatan di Kabupten Belu, kita pastikan sudah jadi nasabah Bank NTT atau belum, karena memang masyarakat kita ini tidak mudah untuk menggunakan aplikasi-aplikasi. Memang harus perlu pelatihan dan pendampingan untuk penggunaan aplikasi Mobile Banking,”pungkasnya. (***)

Sumber berita + foto : HUMAS  BANK NTT

Editor : Nataniel Pekaata

Bank Mandiri Tawarkan Digitalisasi Pasar di Kota Kupang

NTT AKTUAL. KOTA KUPANG. Bank Mandiri menawarkan pemanfaatan teknologi digital yang mereka kembangkan untuk penerapan digitalisasi pasar di Kota Kupang, Kamis (02/2/2023).

I Gusti Made Antara, Area Transaction and Funding Manager Bank Mandiri Area NTT menjelaskan penerapan teknologi mereka berupa sistem collection dan e-ticketing baik untuk penarikan retribusi pasar, parkir bahkan bisa juga diterapkan untuk tiket masuk lokasi wisata dan obyek atraksi.

Sistem ini sudah mereka terapkan di beberapa daerah lainnya seperti Bali dan Bandung. Di NTT ada dua wilayah yang menjadi sasaran program ini yakni Kota Kupang dan Labuan Bajo, Manggarai Barat. Untuk Kota Kupang Pasar Kasih Naikoten dinilai layak untuk penerapan teknologi ini. Menurutnya dengan penerapan digitalisasi ini Bank Mandiri ingin membantu pemerintah daerah setempat memaksimalkan potensi-potensi yang selama ini belum dikelola secara baik pencatatannya sehingga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh, SH, menyambut baik tawaran kerja sama tersebut. Menurutnya ini merupakan bukti pihak perbankan turut berpartisipasi dalam pembangunan Kota Kupang. Dengan sistem ini dia berharap terwujud percepatan pertumbuhan ekonomi di Kota Kupang yang berimplikasi pada peningkatan PAD. Karena itu dia meminta perangkat daerah terkait untuk melakukan pembahasan lebih lanjut menyangkut peluang kerja sama ini untuk segera ditindaklanjuti.

Dirinya berharap ke depan Pemkot Kupang dapat menjalin kerja sama dengan semua perbankan yang ada di Kota Kupang untuk mengoptimalkan peluang-peluang pendapatan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan bantuan fasilitas bank.

Untuk di ketahui hadir dalam pertemuan ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Plt. Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah, Plt. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Kupang, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Direktur Pemasaran PD Pasar Kota Kupang. Dari Bank Mandiri, hadir juga Consumer Loan Manager Area NTT, Sane Ariance Manu dan Branch Manager Kupang Timor Raya, Sang Made Lanang Prasetya. (*PKP_ans)

Sumber berita + foto : Prokompim Setda Kota Kupang

Sepanjang 2022, Pengguna QRIS di NTT Sebanyak 137.459

NTT AKTUAL. KUPANG. Sepanjang 2022, tercatat sebanyak 137.459 penduduk NTT yang telah menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) setidaknya 1 kali untuk melakukan transaksi. Jumlah penduduk yang telah menggunakan QRIS tersebut meningkat pesat karena pada tahun sebelumnya hanya tercatat sekitar 15 ribu penduduk. Sebagai sistem pembayaran non-tunai yang baru diluncurkan pada tahun 2019, QRIS merupakan sistem pembayaran yang CEpat, MUdah, MUrah, Aman, dan Handal (Cemumuah). Bank Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan QRIS melalui sisi supply (merchant QRIS) dan demand (pengguna QRIS).

Dokumentasi : Kantor Perwakilan BI NTT

Dari sisi supply, Bank Indonesia mendorong pertumbuhan pedagang  pengguna QRIS (yang selama ini disebut merchant) dengan meluncurkan program pasar SIAP QRIS. Selama tahun 2022, terdapat pasar Oeba, pasar Kasih Naikoten, pasar Baru Atambua, pasar Boubou, dan pasar Nataga yang diluncurkan sebagai pasar SIAP QRIS. Selain itu juga pusat perbelanjaan Transmart Kupang diluncurkan sebagai pusat perbelanjaan SIAP QRIS. Dengan melalui perluasan merchant QRIS, jumlah merchant di akhir tahun 2022 tercatat sebanyak 141.727 pedagang. Selama bulan Januari hingga Oktober 2022, di Provinsi NTT terdapat 952.073 transaksi QRIS dengan total nominal sebesar Rp129,83 miliar dengan mayoritas transaksi terjadi di Kota Kupang. Selain untuk kegiatan perdagangan, terdapat berbagai merchant QRIS yang menggunakan QRIS dalam skema lainnya, yaitu untuk melakukan transaksi pemerintah daerah, parkir, sumbangan sosial di rumah ibadah. Pemerintah daerah di NTT telah menyediakan fasilitas pembayaran pajak PBB-P2, pajak kendaraan bermotor di Samsat, retribusi pasar. Hal ini juga sebagai salah satu upaya mendorong peningkatan Pendapatan Ekonomi Daerah (PAD). Selain itu, mempertimbangkan kemudahaan dalam pengelolaan keuangan, beberapa rumah ibadah, seperti gereja, masjid, pura telah menyediakan QRIS bagi para jemaat.

Dokumentasi : Kantor Perwakilan BI NTT

Dari sisi demand, tantangan untuk meningkatkan pengguna QRIS adalah masyarakat yang belum terinformasi dan merasakan cara dan manfaat dari penggunaan QRIS. Maka dari itu, Bank Indonesia telah melakukan 29 kali sosialisasi selama 2022 di berbagai komunitas. Beberapa kegiatan sosialisasi dan QRIS experience, yang dilakukan antara lain di Universitas Nusa Cendana, Universitas Widya Mandira, Universitas Citra Bangsa, 12 Kelurahan Kota Kupang, hingga rumah ibadah di Kota Kupang. Selain itu Bank Indonesia juga melakukan berbagai kegiatan promo menarik bagi masyarakat yang mencoba menggunakan QRIS seperti Bazar Sembako Murah pada bulan April di UMKM ApasA dan promo telur dan daging ayam di pasar Kasih Naikoten dan Oeba. Masyarakat yang mencoba menggunakan QRIS telah merasakan manfaat pembayaran non-tunai seperti lebih cepat, tidak memerlukan kembalian, dan terbebas dari risiko uang palsu.

Bank Indonesia terus berkomitmen untuk mendigitalisasi sistem pembayaran di Provinsi NTT dan menargetkan penambahan minimal sebanyak 150 ribu pengguna baru di tahun 2023 dengan lebih gencar lagi melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat mencoba pembayaran dengan QRIS melalui QRIS experience, di berbagai komunitas seperti universitas, rumah ibadah, dan lain-lain. (**/NA)

Sumber berita + foto : Kantor Perwakilan BI NTT

Editor : Nataniel Pekaata

Lidya Sukses Jadi Agen Mobile Banking Bank NTT, Dirut Alex : Semoga ini Menjadi Inspirasi

NTT AKTUAL. ATAMBUA. Doa dan harapan agar Bank NTT sebagai bank kebanggaan masyarakat NTT terus bertumbuh, ditiraskan tidak saja oleh pemegang saham, pengurus serta para pelaku bisnis kelas atas. Kali ini, doa itu datang dari seorang agen mobile banking Bank NTT, yakni Ny. Lidya Yanti Taolin. Baginya, Bank NTT harus terus bertumbuh dan hadir tak hanya sebagai agent of development melainkan menjadi berkat bagi masyarakat kecil hingga menengah.

Pernyataan ini disampaikannya di sela-sela peresmian Be Ju BISA agen Laku Pandai Bank NTT yakni kios ELKANA, di Atambua, Senin (30/1/2023) pagi.  Ny Lidya adalah pemilik kios tersebut, yang sudah difasilitasi pembangunannya oleh Bank NTT. Pasalnya, dia adalah agen Laku Pandai, yang masuk nominasi sebagai penerima Dedikasi Award Bank NTT di tahun 2022. Sejak tahun 2019, Ny Lidya sudah bermitra dengan Bank NTT dan memiliki reputasi yang sangat baik, dan layak diunggulkan.

Ny. Lidya Yanti Taolin bersama Bupati Belu, Dirut Bank NTT, Kepala OJK NTT dan Pejabat lainnya saat menekan tombol sirine sebagai tanda peresmian Be Ju BISA agen Laku Pandai Bank NTT yakni kios ELKANA, Senin (30/1/2023) pagi. Dokumentasi : HUMAS BANK NTT

“Saya berharap semoga ke depan Bank NTT semakin jaya dengan terus memperhatikan usaha kecil seperti saya, bukan hanya dengan Kredit Mikro Merdeka tapi bisa dapat yang sedikit lebih besar lagi, terutama nasabah yang sudah lama menjalin hubungan dan yang memiliki track record baik,”tegas Ny Lidya saat itu.

Dia menambahkan, alasannya bermitra dengan Bank NTT untuk membantu mempercepat pertumbuhan usaha. Karena selain mereka memperoleh mesin EDC secara gratis, juga banyak kemudahan dan keuntungan yang didapatnya selama menjadi agen Laku Pandai. Di akhir diskusi dengan media ini, Ny Lidya menegaskan, semoga kedepan Bank NTT memfasilitsi mereka dengan menghadirkan BI Fast di aplikasi yang sudah ada, sehingga kian mempermudah mereka ada pilihan dalam bertransaksi.

“Apalagi, yang paling banyak bertransaksi dengan kami melalui Mobile Banking Bank NTT seperti pembelian pulsa reguler, pulsa listrik, tarik tunai, setor dan transfer. Terimakasih Bank NTT karena sudah memudahkan kami,”pungkasnya.

Sementara Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dalam sambutannya di hadapan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT, Stefanus Donny Heatubun, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT,  Japarmen Manalu, Bupati Belu, dr Taolin Agustinus, serta sejumlah undangan saat itu memberi apresiasi atas keberhasilan Ny Lidya dalam memanfaatkan layanan M Banking Bank NTT.

Dengan bermitra dengan Bank NTT sejak 2019, dia sudah diedukasi dan mampu memanfaatkan layanan ini secara baik sehingga mendatangkan keuntungan. Apa yang dilakoni Ny Lidya menurutnya selaras dengan program OJK dan BI untuk menghadirkan layanan perbankan tanpa adanya kantor bank.

“Kemudian BI juga dalam agenda modernisasi sistem pembayaran untuk digitalisasi sehingga masyarakat bisa mendapatkan kemudahan, kemurahan, cepat dan handal maka QRIS menjadi salah satu alternatif sistem pembayaran yang ada dalam M Banking kita untuk memfasilitasi kebutuhan jasa layanan perbankan,”ujar Alex.

Ny Lidya bagi Dirut Alex adalah contoh penguna aplikasi M Banking yang sukses, karena keberhasilannya itulah diganjar dedikasi award, lalu berlanjut pada bantuan kios. “Mudah-mudahan beliau menjadi inspirasi bagi ibu-ibu untuk menopang ekonomi rumah tangga dengan aktifitas-aktifitas  yang cerdas. Memanfaatkan waktu secara efektif dengan menggunakan aplikasi Be Pung Mobile Bank NTT,”ujar Alex lagi.

Dengan berbagai koreksi dari BI, kedepan Alex berharap adanya perubahan setelah mereka melengkapi persyaratan untuk nantinya Ny Lidya bisa membantu Bank NTT untuk menginisiasi sejumlah layanan melalui layanan digital yang disiapkan Bank NTT bekerjasama dengan sejumlah pihak. Diantaranya BI, OJK, Dinas Kependudukan untuk validasi penduduk. Dalam menginisiasi layanan perbankan, warga cukup membawa KTP lalu bisa mengakses fitur-fitur yang tersedia.

“Kami harapkan model Laku Pandai ini yang akan diperkuat dengan Siskeudes, akan menjadi media bagi peningkatan PAD. Jadi pembayaran-pembayaran pajak, retribusi dan sebagainya bisa dilakukan di tempatnya Ibu lidya, dan di kios ini layanannya 24 jam, tidak terbatas, menyesuaikan dengan kebutuhaan. Tidak seperti di kantor-kantor pemerintah,”ungkap Alex menambahkan, jenis usaha seperti ini sangat tepat untuk daerah-daerah destinasi wisata karena akan berdampak langsung pada peningkatan PAD, dan Bank NTT sebagai bank pemerintah ikut bertanggungjwab terhadap peningkatan potensi PAD. (***/NA)

Sumber berita + foto : HUMAS BANK NTT

Editor : Nataniel Pekaata

Survei Konsumen Januari 2023, Optimisme Konsumen Provinsi NTT Tetap Terjaga

NTT AKTUAL. KUPANG. Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) yang dilakukan di Kota Kupang pada Januari 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di Provinsi NTT tetap terjaga. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi NTT di bulan Januari 2023 yang tercatat pada area optimis (indeks > 100) sebesar 125,50 meskipun tidak setinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 129,50.

Dokumentasi : Kantor Perwakilan BI NTT

Berdasarkan komponen pembentuknya, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) tetap pada level optimis, terutama didukung oleh peningkatan ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 (enam) bulan yang lalu. Selanjutnya, berdasarkan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terpantau tetap pada level optimis meskipun tidak setinggi bulan sebelumnya yang disebabkan oleh termoderasinya seluruh komponen pembentuk IEK.

Secara rinci, Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat sebesar 126,67 sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 127,67.  Komponen pembentuk IKE Provinsi NTT yang termoderasi adalah indeks penghasilan saat ini dan Indeks Pengeluaran untuk konsumsi barang-barang tahan lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu masing-masing sebesar 4 poin dan 7 poin menjadi 131 dan 122. Sebaliknya, Indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu mengalami peningkatan sebesar 8 poin menjadi 127.

Dokumentasi : Kantor Perwakilan BI NTT

Ekspektasi konsumen Provinsi NTT terhadap kondisi ekonomi ke depan terpantau turut termoderasi. Hal ini tercermin dari IEK Provinsi NTT mengalami perlambatan dari 131,3 di bulan Desember 2022 menjadi 124,3 di bulan Januari 2023. IEK pada periode laporan dipengaruhi oleh termoderasinya seluruh komponen pembentuk IEK yaitu Indeks Ekspektasi Penghasilan, Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha 6 bulan mendatang masing-masing melambat sebesar 5 poin, 12 poin dan 4 poin menjadi 119, 122 dan 132. (**)

Survei OJK, Bank NTT Berperan Dalam Peningkatan Inklusi dan Literasi di NTT

NTT AKTUAL. ATAMBUA. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu menegaskan bahwa di OJK, mereka selalu melakukan survei inklusi dan literasi keuangan secara nasional.  Dan dalam survei yang dilakukan tiga tahun sekali itu, pada tahun 2016, Provinsi NTT masih di peringkat 33 dari 34 provinsi di Indonesia. Atau NTT nyaris menjadi juru kunci, soal inklusi dan literasi keuangan.

“Jadi sangat rendah baik literasi maupun inklusinya. Tapi kita bersyukur kepada Tuhan, hasil survei tahun 2019 juga masih sama, pada 2022, kita (NTT) masuk 10 besar tingkat nasional. Ini tidak kami klaim sebagai pekerjaan OJK, tidak. Itu adalah pekerjaan dari seluruh pihak termasuk Bank NTT dan lembaga lainnya termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama dan sebagainya,”tegas Japarmen saat memberikan sambutan, ketika hadir dalam peresmian Be Ju Bisa agen Laku Pandai Bank NTT Kios Elkana Atambua, Senin (31/1/2023).

Hadir saat itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT, Stefanus Donny Heatubun, Bupati Belu, dr Taolin Agustinus, Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho serta sejumlah undangan lainnya.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu saat memberikan sambutan, ketika hadir dalam peresmian Be Ju Bisa agen Laku Pandai Bank NTT Kios Elkana Atambua, Senin (31/1/2023). Dokumentasi : HUMAS BANK NTT

Tidak cukup disitu, Japarmen juga menegaskan bahwa dia berharap agar dengan meningkatnya literasi dan inklusi, maka kedepannya keterlibatan publik terhadap jasa-jasa industri jasa keuangan ini semata  untuk keningkatkan kesejahteraan.

Ada satu contoh nyata yang ditemukan OJK bahwa  80 persen dari total kredit yang diberikan oleh bank-bank itu masih lebih banyak menyasar sektor  konsumtif. Dan untuk itu OJK mengharapkan agar kredit-kredit  kedepan lebih ke pertanian, peternakan atau model kerja perdagangan.

“Namun tidak mengapa, ini adalah proses dan kita memahaminya, mudah-mudahan kedepan semakin ada semangat untuk berkembang. Tentunya dari Bank juga, khususnya kepada nasabah, ini ibarat guru dan murid. Murid kalau mau naik kelas, nilai raportnya harus hitam. Jangan merah maksud saya. Kalau bank sudah beri kepercayaan untuk pinjam duit, maka harus jaga kepercayaannya supaya bisa naik kelas. Karena itu kami sangat berharap keberadaan dari Bank  NTT melalui Be Ju Bisa, dan semua sektor bisa dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat,”pungkasnya. (***/NA)

Sumber berita foto : HUMAS BANK NTT

Editor : Nataniel Pekaata

Terus Tumbuh Positif, Awal 2023 Bank NTT Berhasil Bukukan Laba Rp. 40 M

NTT AKTUAL. ATAMBUA. Kinerja keuangan Bank NTT, terus mengalami pertumbuhan ke arah positif, dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan besaran laba yang berhasil dibukukan di awal tahun ini. Memasuki hari ke-29, atau hingga tanggal 29 Januari 2023, laba yang berhasil dicapai Bank NTT adalah sebesar Rp. 40 M.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, dalam laporannya saat peresmian Be Ju BISA agen Laku Pandai Bank NTT yakni kios ELKANA, Atambua, Senin (30/1/2023) pagi, menyampaikan hal itu.

“Di tahun 2023 kita terus mengalami pertumbuhan positif dan laba yang kita capai pada kemarin (29 Januari), sudah mencapai hampir Rp 40 M mudah-mudahan laba akhir bulan mencapai 40-an sehingga akumulasi sampai dengan Desember 2023, pertumbuhan laba kita akan diatas pertumbuhan laba tahun 2022,”demikian Dirut Alex saat itu.

Tidak hanya itu, ditambahkannya juga bahwa  “Untuk pertumbuhan kinerja keuangan Bank NTT untuk tahun 2022, dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga ruang koordinasi yang diberikan oleh Bank Indonesia (BI), dan semua pemilik bank ini serta seluruh masyarakat, kita bertumbuh positif. Dan laba kita sebelum audit, mencapai Rp 327 M,”tegasnya disambut tepuk tangan ratusan tamu undangan.

Hadir saat itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT, Stefanus Donny Heatubun, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT,  Japarmen Manalu, Bupati Belu, dr Taolin Agustinus, serta sejumlah undangan.

Masih dalam sambutannya, Dirut Alex-demikian disapa, sangat mengharapkan agar dengan pertumbuhan laba ini terus meningkatkan komitmen pengurus membesarkan Bank NTT. Termasuk di dalamnya, dia menyentil pemenuhan modal inti minimum sesuai peraturan OJK tentang konsolidasi bank umum. Dimana, bank-bank seperti Bank Pembangunan Daerah, termasuk di dalamnya Bank NTT, harus memiliki modal inti minimum sebesar Rp. 3 Triliun pada akhir Desember 2024 mendatang. Dan terkait isu ini, sudah banyak langkah yang diambil oleh Bank NTT, termasuk pada 20 Desember 2022 kemarin saat momentum HUT NTT, menandatangani MoU dengan Bank DKI, dalam pelaksanaan konsep Kelompok Usaha Bersama (KUB). Jika tak ada aral merintangi, maka tidak lama lagi akan direalisasikan dengan PKS antara kedua belah pihak.

Masih menurut Dirut Alex di Atambua, dengan meningkatnya laba, tentu akan berdampak pada kontribusi Bank NTT pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena berdasarkan catatan dari Kantor Pajak, Bank NTT merupakan perusahaan pembayar pajak terbesar di Provinsi NTT.

Tak hanya itu, masih dalam laporannya, disebutkan bahwa mengenai deviden yang akan disetor kepada para pemegang saham, hingga tahun 2024 mendatang, apakah alokasinya sesuai dengan komitmen yang dibangun, untuk dibayarkan sebesar 100 persen atau tidak, tergantung keputusan para pemegang saham.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu saat itu dalam sambutannya menegaskan bahwa OJK sangat menaruh apresiasi atas karya-karya inovasi luar biasa yang dilakukan oleh mitra kerja mereka Bank NTT.

“Sejak saya sembilan bulan lalu ditugaskan disini, kami selalu bangun komunikasi positif, yang benar bilang benar, yang harus diperbaiki itu apa kita sampaikan. Semuanya kita lakukan karena ada pertemuan secara berkala antara OJK dengan Bank NTT sebagai bagian dari pengawasan kami. Sebagaimana disinggung Pak Dirut, beberapa minggu ini ada beberapa berita mengenai Bank NTT. Yang keakuratannya belum tentu benar. Tapi kami dari OJK juga melakukan langkah-langkah terukur,”tegas Japarmen menambahkan “Nah kalau ternyata kita pantau terus dan tidak ada dampaknya, kita tetap pantau. Pimpinan kita di Jakarta juga memantau karena industri jasa keuangan adalah industri kepercayaan karena itu kita semua harus membangun kepercayaan.” (***)

Sumber berita + foto : HUMAS BANK NTT